INGREDIENT-TEKNOLOGI PANGAN: INGRIDIEN PANGAN FUNGSIONAL PADA SUSU
e-Foodtech Future – Semakin tingginya kesadaran masyarakat Indonesia akan manfaat susu, minuman bergizi tinggi ini sekarang telah menjadi konsumsi di setiap kelompok usia dengan nilai tambah tersendiri.
Dulu banyak orang dewasa yang takut mengkonsumsi susu karena dianggap menggemukkan, namun sekarang mereka tak perlu lagi khawatir, banyak susu yang diformulasi khusus dengan kandungan lemak yang rendah ataupun tanpa lemak. Memang, dengan semakin tingginya prevalensi kegemukan terutama di kota-kota besar di Indonesia, tak hanya orang dewasa, para remaja pun sebaiknya mengkonsumsi susu yang rendah lemak. Bahkan FDA (Food and Drug Administration) juga menyarankan ibu hamil dan menyusui untuk memilih susu dengan kandungan lemak yang rendah. Pada awalnya, susu sebagai pangan fungsional dikenal melalui manfaatnya untuk mencegah osteoporosis karena kandungan kalsium dan mineral lainnya. Namun kini, susu telah berkembang dengan berbagai manfaat khusus.
Susu sebagai pangan pengganti (meal replacement). Pangan pengganti dapat digunakan sebagai bagian dari program penurunan berat badan. Seperti yang ditetapkan oleh CODEX, susu sebagai pangan pengganti harus mengandung karbohidrat, protein, lemak serta vitamin dan mineral. Hal ini bertujuan untuk memenuhi zst gizi yang diperlukan selama menjalani program penurunan berat badan. Selain kandungan zat gizinya, keunggulan susu sebagai bagian dari program penurunan berat badan adalah kepraktisannya.
Susu sebagai pangan khusus bagi penderita diabetes. Penderita diabetes harus mengatur makanan yang dikonsumsinya, baik dari segi jenis, jumlah maupun jadwal. Di pasaran kini juga tersedia susu yang diformulasi khusus bagi penderita diabetes. Karena penderita diabetes harus membatasi asupan gula maupun karbohidrat sederhana lainnya, susu bebas gula menjadi ciri khas produk tersebut. Selain itu, susu untuk penderita diabetes seringkali juga dilengkapi dengan kromium yang telah terbukti dapat meningkatkan sensitivitas insulin serta menurunkan kadar gula darah.
Susu untuk membantu menurunkan kolesterol. Kolesterol tinggi yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner, kini tak hanya milik kalangan lanjut usia. Banyak wanita dan pria dewasa yang mempunyai kadar kolesterol tinggi. Hal ini disebabkan oleh pola konsumsi yang tidak sehat dan akivitas fisik yang semakin menurun. Di samping obat-obatan penurun kolesterol, kini juga tersedia susu yang dapat membantu menurunkan kolesterol. Bahan fungsional yang sudah banyak digunakan untuk menurunkan kolesterol adalah fitosterol, serat oat, dan serat inulin. Omega-3 juga sering ditambahkan pada jenis susu ini, karena Omega-3 dikenal dapat membantu melancarkan peredaran darah.
Susu untuk membantu pembentukan otot. Protein sangat diperlukan untuk pertumbuhan, pembentukan otot, memperbaiki jaringan tubuh yang rusak dan juga untuk kelancaran reaksi-reaksi dalam tubuh. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa seorang olahragawan membutuhkan asupan protein lebih banyak. Seorang atlit tingkat tinggi bahkan membutuhkan 1.5 sampai 2 kali AKG (Angka Kecukupan Gizi) yang disarankan untuk orang dewasa. Susu memang merupakan sumber protein hewani yang mengandung asam amino esensial yang lengkap. Susu yang dipasarkan khusus untuk membantu pembentukan otot para pria umumnya diformulasikan dengan kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah. Susu jenis ini seringkali juga dilengkapi dengan asam amino tertentu seperti Leusin, Isoleusin dan Valin yang dikelompokkan sebagai BCAA (Branched Chain Amino Acid atau asam amino rantai bercabang). Beberapa bukti ilmiah menunjukkan bahwa asam-asam amino esensial ini memegang peranan sangat penting dalam pembentukan, pemeliharaan dan perbaikan jaringan otot.
Susu untuk kecantikan kulit. Sejalan dengan bertambahnya usia, jaringan kolagen yang terdapat di kulit semakin berkurang, padahal, jaringan ini berperan penting dalam menjaga kelembaban dan elastisitas kulit. Kini juga terdapat susu yang diformulasikan khusus untuk menjaga kelembaban kulit. Susu jenis ini diformulasikan dengan vitamin-vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan. Vitamin C, misalnya, berperan penting dalam pembentukan jaringan kolagen.
Hampir semua susu fungsional dilengkapi dengan vitamin dan mineral. Di samping itu, juga ditambahkan bahan fungsional khusus sesuai dengan manfaat tambahan yang diberikan oleh susu tersebut. Seperti telah disebutkan di atas, serat oat, inulin serta fitosterol, misalnya, sering ditambahkan pada susu yang membantu menurunkan kolesterol. Kemudian asam amino khusus seperi golongan BCAA, L-Glutamin, L-Lisin, ditambahkan pada susu yang ditujukan untuk pembentukan otot. Omega-3 juga merupakan bahan fungsional yang sudah umum ditemukan pada susu formula, namun sekarang juga terdapat pada susu dewasa untuk menjaga kesehatan jantung. Perkembangan susu sebagai pangan fungsional memang berlangsung dengan pesat. Bahkan di dunia, susu memegang persentase terbesar dari nilai pangan fungsional (Gambar 1). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh persepsi bahwa susu sendiri sudah merupakan minuman yang menyehatkan.
Di Indonesia yang masyarakatnya termasuk jarang mengkonsumsi susu, faktor rasa menjadi hal yang sangat penting dalam mengembangkan susu sebagai pangan fungsional. Selain itu, masyarakat masih memerlukan edukasi mengenai manfaat susu serta manfaat tambahan lain yang ditawarkan oleh susu fungsional. Saat ini masyarakat perlu diedukasi bahwa susu bukanlah sesuatu yang harus dihindari karena takut menggemukan. Susu justru memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Demikian Kavadya Syska, Koordinator Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto menambahkan.
Sumber: wawancara dan olah pustaka
Teknologi Pangan UNU Purwokerto: Kreatif, Inovatif, Luar Biasa
Teknologi Pangan UNU Purwokerto: Developing Creative and Innovative Future