Mengaitkan Covid-19 dengan Keseimbangan Ekosistem
Penyakit black death disebut juga penyakit pes atau plague, adalah suatu infeksi bakterial Yersinia pestis yang hidup pada kutu, dimana kutu ini hidup pada binatang pengerat (terutama tikus). Penyakit ini merupakan penyakit zoonotik yaitu penyakit binatang yang ditularkan manusia. Menurut WHO penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular yang mematikan setelah infeksi dan pasien bisa meninggal dalam waktu 24 jam. Penyakit black death ini pernah menjadi epidemi di tahun 1347-1351 di Eropa dan daerah lainnya dan menewaskan kurang lebih 75 juta jiwa penduduk dunia (Nuraida et al, 2019).
(Nuraida, Br., Ginting, G., Silalahi, N., 2019. Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Sampar Menggunakan Metode Hybrid Case Based. Jurnal Media Informatika Budidarma, 3(1), 65-71.)
Manusia dapat terinfeksi bakteri ini melalui beberapa cara diantaranya adalah melalui gigitan kutu yang membawa bakteri, kontak langsung dengan jaringan hewan terinfeksi, atau melalui pernafasan dengan menghirup udara dengan droplet yang mengandung bakteri. Menurut Hapsari (2017), Pes pada umumnya terbagi menjadi dua tipe yaitu tipe bubonic dan tipe pneumonic. Tipe bubonic merupakan Pes yang paling sering ditemukan, dengan tanda dan gejala yaitu nyeri pada kelenjar limfe yang membengkak. Selanjutnya, tipe pneumonic biasanya lebih jarang ditemukan, dengan tanda dan gejala yaitu infeksi pernapasan akut (demam, batuk berdahak, batuk berdarah, nyeri dada, kesulitan bernapas). ( Hapsari, B., R. 2017. Ketika Penyakit Black Death Membuat Gusar. Bulletin Master PIE. Vol 4: 1-7 ).
Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus tersebut berjumlah 44 pasien dan terus bertambah hingga saat ini berjumlah ribuan kasus. Pada awalnya data epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok. Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV). (Huang C et al, 2020). (Huang, C., Wang, Y., Li. X., Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet. 395 : 497-506)
Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization (WHO) memberi nama virus baru tersebut Severa acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Coronavirus sama dengan black death karena termasuk dalam penyakit zoonotik yaitu penyakit yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Menurut Huang C, et al (2020) Coronavirus di bawa oleh hewan kelelawar, tikus bambu, ayam sedangkan black death di bawa oleh kutu yang berada di hewan pengerat. (Huang, C., Wang, Y., Li. X., Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet. 395 : 497-506)
Coronavirus memang memberi dampak buruk bagi kehidupan di bumi, tetapi ada dampak positif dengan adanya Coronavirus. Salah satunya adalah dengan adanya Lockdown. Lockdown merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu upaya pengendalian penyebaran infeksi. Misalnya, di Wuhan, Tiongkok, lockdown diterapkan secara total. Selama diberlakukan lockdown, seluruh warga di kota tersebut dilarang keluar rumah dan semua area publik, seperti mal, pasar, transportasi, pabrik ditutup. Ketika banyak industri, jejaring transportasi tutup, jumlah emisi karbon di udara turun drastis. Dengan adanya penurunan emisi karbon, kualitas Oksigen (O2) juga akan semakin baik. Salah satu upaya mencegah penyebaran Corona virus adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dampak adanya PHBS manusia menjadi sadar kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan lingkungan, dan mengurangi pencemaran lingkungan. Keasadaran menjaga lingkungan menjadikan kualitas lingkungan hidup menjadi lebih baik.
Lingkungan hidup tidak bisa di pisahkan dari ekosistem atau system ekologi. Ekosistem adalah satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup ( dari berbagai jenis ) dengan berbagai benda mati membentuk suatu system. Lingkungan hidup pada dasarnya adalah suatu system kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem. Manusia adalah bagian dari ekosistem. Lingkungan dapat pula berbentuk lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan alam dan buatan adalah Lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah lingkungan social budaya dimana manusia itu berada. Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karma lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perkehidupan manusia dan makhuk hidup lainya arti penting lingkungan bagi manusia karena lingungan merupakan tempat hidup manusia, Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia, Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya (Wulandari, 2016). ( Wulandari Ria. 2016. Metode Kunjungan Lapangan Untuk Menanamkan Kepedulian Terhadap Lingkungan. Jurnal Pedagogia. 5(1) : 67-80)
Nama : Khoerul Umam
NIM : 2018 0105012
Prodi : Biologi