Halal-SDGs Foodtech Future – Bagi seorang muslim status halal suatu produk pangan maupun obat-obatan sangat mutlak yang harus dipenuhi. Produk yang beredar dipasaran harus terbebas dari kandungan babi atau bahan lain yang menyebabkan produk tersebut tidak lagi halal.
Berdasarkan data Global State Islamic Economy (2018-2019) yang membahas terkait industri halal global, Indonesia menempati peringkat ke-10 secara keseluruhan dari penilaian makanan halal, keuangan syariah, wisata halal, busana muslim, media dan rekreasi halal, hingga kosmetik dan obat-obatan halal. Melihat potensi dan peluang tersebut, tentu perlu upaya lebih maksimal untuk dapat mewujudkan industri halal di Indonesia.
Manajemen rantai pasok halal ialah kegiatan untuk menggunakan sumber daya secara efektif pada seluruh rantai pasok dimulai dari bahan baku hingga produk akhir sampai di tangan konsumen untuk menjamin keamanan pangan dalam rantai pasok, khususnya untuk kehalalannya. Kode hukum untuk hidup secara Islam yang telah dinyatakan dan diperintahkan oleh Allah dikenal dengan sebutan Syariah yang artinya “hukum Islam”. Oleh karena itu, Halal Supply Chain Management sangat penting untuk memastikan agar produk halal tidak bergerak ke area abu-abu atau haram. Wilayah abu-abu ialah hal-hal yang janggal antara halal dan haram.
Dalam mengembangkan rantai pasok halal yang terintegrasi, harus diawali dengan komitmen yang benar. Halal membutuhkan komitmen dari manajemen puncak melalui kebijakan halal (halal policy), yang bertindak sebagai dasar bagi organisasi rantai pasokan. Strategi perusahaan harus memiliki kecocokan strategis dengan kebijakan halal. Adapun kebijakan halal diantaranya membahas: (1) tanggung jawab organisasi dalam melindungi integritas halal di sepanjang rantai pasok, (2) ruang lingkup sertifikasi halal pada organisasi, (3) jaminan / janji kepada konsumen atau pelanggan, dan (4) metode jaminan (mekanisme kontrol).
Tujuan rantai pasok mengarah pada parameter desain aktual dari model rantai pasok halal (kontrol logistik, sumber daya rantai suplai, proses bisnis rantai pasok, struktur jaringan rantai suplai dan kinerja halal). Orientasi tujuan rantai suplai dapat dibagi menjadi 2, yaitu: (1) Eksternal (juga disebut tujuan layanan pelanggan, seperti pengurangan lead-time rantai suplai) dan (2) Internal (juga disebut tujuan logistik, seperti konsolidasi arus kargo halal). Perumusan tujuan rantai pasok yang tepat adalah kunci karena ada kecocokan strategis antara tujuan rantai pasokan dan parameter desain.
Proses bisnis rantai pasok menggambarkan sumber, manajemen aliran manufaktur dan distribusi. Dalam sourcing dan distribusi, proses ini mendefinisikan tingkat segregasi yang diperlukan dalam transportasi, penyimpanan dan penanganan terminal laut / udara / darat.
Karakteristik produk dan persyaratan pasar penting untuk pengaturan rantai pasokan halal. Produk rantai besar dan dingin (dingin, beku) dianggap lebih sensitif sebagai lingkungan unitised dan ambient (kering). Tingkat segregasi lebih ketat untuk kategori-kategori sensitif dibandingkan dengan kategori yang kurang sensitif. Persyaratan pasar juga penting untuk ditangani, di mana negara-negara Muslim membutuhkan pemisahan yang lebih ketat dalam bidang logistik dibandingkan dengan produk yang ditujukan untuk negara-negara non-Muslim. Logika di balik ini adalah untuk meminimalkan kesulitan di pasar non-Muslim serta untuk memenuhi persyaratan khusus di pasar Muslim berdasarkan pada Sekolah Islam pemikiran, fatwa lokal dan adat istiadat setempat (seperti pembersihan ritual).
Kavadya Syska, Koordinator Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto menyampaikan bahwa rantai pasok halal (kinerja rantai pasok halal) harus EFEKTIF (mengatasi kualitas proses serta meminimalkan pemborosan), EFISIEN (biaya rendah dan pemanfaatan tinggi aset khusus), dan ROBUST (sedikit halal menolak dan ketersediaan tinggi aset halal). Rantai pasokan halal yang optimal harus memiliki kecocokan strategis antara strategi perusahaan, kebijakan halal, tujuan rantai pasokan dan parameter logistik serta keselarasan antara karakteristik produk dan persyaratan pasar dan parameter logistik. Meskipun ini bukan proses yang mudah, penting untuk memulai, selangkah demi selangkah, dalam profesionalisasi rantai pasok halal.
Sumber: wawancara dan olah pustaka
Teknologi Pangan: Kreatif, Inovatif, Luar Biasa
Teknologi Pangan: Developing Creative and Innovative Future
Leave a Reply