PERSPECTIVE-TEKNOLOGI PANGAN: PEREMPUAN DAN PANGAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Home / Berita / PERSPECTIVE-TEKNOLOGI PANGAN: PEREMPUAN DAN PANGAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19
PERSPECTIVE-TEKNOLOGI PANGAN: PEREMPUAN DAN PANGAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19

e-Foodtech Future – Koordintor Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, Kavadya Syska paparannya menyampaikan bagaimana pangan dan perempuan di tengah pandemi Covid-19. Materi disampaikan pada Webinar Series #01 Program Studi Teknologi Pangan.

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
RA Kartini memiliki semboyan Habis Gelap Terbitlah Terang yang berarti setelah ada kesulitan, pasti ada jalan atau kemudahan. Seperti kesulitan kaum wanita pada zaman dahulu. Mereka diperlakuan sebelah mata, direnggut hak untuk mengenyam pendidikan, dipaksa menjalani pernikahan di usia belia, dan hanya diperbolehkan untuk tinggal di rumah mengurus anak. Kondisi saat ini, dunia seolah-olah gelap dengan adanya Pandemi Covid-19. Jalan untuk terang tentunya akan lahir dari perempuan-perempuan yang tangguh dan kreatif.

WORK FROM HOME
Meskipun berada di rumah, R.A Kartini aktif dalam melakukan korespondensi atau surat-menyurat dengan temannya yang berada di Belanda sebab beliau juga fasih dalam berbahasa Belanda. Dari sinilah kemudian, Kartini mulai tertarik dengan pola pikir perempuan Eropa yang ia baca dari surat kabar, majalah serta buku-buku yang ia baca. Kondisi ini sama persis dengan saat ini disaat Pandemi Covid-19, kegiatan sebagian besar di rumah. Peran perempuan tentunya tidak hanya menyediakan/menyiapkan kebutuhan pangan, namun juga pengembangan ide-ide besar mengubah peradaban.

PEREMPUAN DAN PANGAN

Perempuan sebagai bagian keluarga memiliki peran yang strategis untuk menyiapkan pangan sehat bagi keluarga. Pangan yang sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) seimbang antara komposisi protein, lemak dan karbohidrat, (2) banyak mengandung serat, (3) jauh makanan yang mengandung bahan pengawet dan MSG, (4) terdapat kandungan air dan garam mineral, (4) tidak terlalu berlebihan. Sehingga pangan yang dikonsumsi oleh seluruh elemen keluarga diarahkan untuk mencapai tingkat kesehatan dan kebugaran yang optimal. Dalam dalam memilih bahan pangan, bukan hanya bertumpu pada kandungan gizi dan kelezatannya, tetapi juga melihat bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan tubuhnya.

Peran perempuan guna menyiapkan pangan sehat ini perlu dilakukan secara massal melalui gerakan pangan sehat keluarga. Melalui gerakan ini, seluruh elemen: pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat dapat turut berkontribusi. Peran media sosial untuk berbagi informasi dan pengetahuan akan pangan sehat bagi keluarga bisa secara masif dioptimalkan.

Dengan adanya gerakan pangan sehat keluarga, maka dari ruang terkecil bernama keluarga, perempuan dapat menyiapkan pangan sehat yang berkualitas dan terukur. Hal ini karena informasi dan pengetahuan terkait pangan sehat mudah diperoleh dari sumber-sumber yang kompeten. Selanjutnya peran perempuan untuk menyiapkan pangan sehat, memberikan edukasi pangan sehat kepada keluarga, dan mengkonsumsi pangan sehat menjadi kebiasaan keluarga. Jika tiap keluarga memiliki kebiasaan pangan sehat, maka dalam lingkup yang lebih luas pangan sehat menjadi kebiasaan seluruh masyarakat.

Peran perempuan sangat strategis untuk promosi mengenai pangan sehat melalui keluarga. Peran setiap individu, masyarakat, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan pelau usaha (industri, UKM, dan lainnya) untuk turut andil memberikan pemahaman mengenai pangan yang sehat. Program-program seperti Kampung berbasis Pangan Sehat, Sekolah berbasis Pangan Sehat, Kantor berbasis Pangan Sehat, Warung Makan berbasis Pangan Sehat, dan program-program sejenis tentunya dapat menjadi alternatif internalisasi pangan sehat sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan dan dapat dimulai dari Gerakan Pangan Sehat Keluarga.

Selamat Hari Kartini 21 April 2020, melalui pangan sehat untuk keluarga kita siapkan sumber daya manusia Indonesia yang tangguh, produktif, dan mampu melihat cahaya terang di tengah gelapnya pandemi Covid-19 serta mampu bersaing di era revolusi industri 4.0 dan menyongsong Indonesia emas 2045.

Habis gelap terbitlah terang dengan terus meningkatkan kreativitas dan inovasi berbasis “continous improving”.

Teknologi Pangan: Kreatif, Inovatif, Luar Biasa
Teknologi Pangan: Developing Creative and Innovative Future

Leave a Reply

Your email address will not be published.