KIDS-TEKNOLOGI PANGAN: MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DI MASA PANDEMI COVID-19 UNTUK CEGAH STUNTING
e-Foodtech Future – Stunting menjadi salah satu gangguan tumbuh kembang yang bisa terjadi pada anak, terlebih lagi saat pandemi Covid-19. Kondisi ini menyebabkan anak memiliki tinggi badan di bawah angka normal alias kerdil. Secara umum, stunting terjadi karena adanya masalah gizi kronis. Stunting bisa terjadi karena asupan gizi yang kurang dalam waktu lama atau asupan tidak dapat mencukupi kebutuhan gizi. Maka dari itu, pencegahan stunting dilakukan dengan konsumsi makanan tertentu.
Stunting pada anak bisa menyebabkan perkembangan terhambat, sistem imun yang rendah, sehingga anak menjadi lebih mudah terserang penyakit. Kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan sistem pembakaran, hingga penurunan fungsi kognitif. Bahkan, masalah gizi yang sangat parah bisa menyebabkan kematian pada bayi dan anak. Gangguan tumbuh kembang ini juga dikaitkan dengan perkembangan otak dan IQ Si Kecil.
Menurut Kavadya Syska, Koordinator Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, UNU Purwokerto, periode emas perkembangan otak manusia itu terjadi padai dua tabun pertama hidup seorang anak dan pada saat ibu sedang hamil, karena itu gizi bumil harus baik. Jika kebutuhan gizi anak ini tidak terpenuhi maka dampaknya akan terlihat pada kemampuan kognitif anak atau kemampuan akademmik pada saat usia sekolah. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat menyebabkan stunting, maka sebaiknya cegah sebelum usia 2 tahun. jika sudah melewati usia 2 tahun maka pertumbuhan linear tidak bisa diulang. Pertumbuhan linier merupakan cerminan dari perkembangan seorang anak.
Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya stunting, di antaranya yakni karena stimulus kognitif kurang, defisiensi yodium, juga defisiensi besi (menjadi risiko tidak tercapainya kecerdasan optimal). Selain itu, akibat stunting juga tak main-main, karena kemampuan kognitif anak menjadi lebih rendah, daya tahan tubuh lemah (berkurang), sering terkena infeksi, hingga menyebabkan kematian. Salah satu solusinya adalah setelah pemenuhan ASI ekslusif selama 6 bulan, yakni pemberian makanan pendampin ASI (MP-ASI) yang tepat.
MP-ASI TEPAT WAKTU
MP-ASI diberikan saat kebutuhan energi dan gizi tidak tercukupi lagi dari ASI eksklusif, sekitar usia 6 bulan. Namun tidak semua bayi bisa diberikan MP-ASI saat usianya 6 bulan, ada kondisi tertentu seperti kesiapan motorik, (tidak ada head lag (leher belum kuat dan reflex ekstrusi melemah); kesiapan enzim pencernaan; kesiapan psikologis. Bayi yang usianya 6 bulan kadang perkembangannya terlambat misal masih head lag maka MP-ASI bisa ditunda sesuai dengan ajuran dokter (setelah dilakukan pemeriksaan).
MP-ASI MEMENUHI ADEKUAT
MP-ASI harus memenuhi kebutuhan energi, makronutrien dan mikronutrien yang tidak terpenuhi dari ASI. kandungan ASI selama 6 bulan terutama kandungan protein pada foremilk, mild milk, dan hind milk berubah. Perubahannya tersebut yakni kandungan proteiinnya makin menurun selama 6 bulan, lemak juga turun terutama pada foremilk. energi juga turun. Penurunan kandungan protein, lenak dan energi dari ASI ini tidak mampu memenuhi kebutuhan bayi, oleh karena itu diperlukan pemberian MP-ASI yang tepat untuk menutup kekurangan tersebut. Pemberian MP-ASI perdana harus menu lengkap, karena hanya 70% energi dipenuhi dari ASI, hanya 80% kebutuhan protein dipenuhi dari ASI, < 10% kebutuhan zat besi dipenuhi ASI, dan sekitar 20% seng dipenuhi dari ASI. Kekurangannya itu harus bisa dipenuhi dari MP-ASI. MP-ASI tidak disarankan menu tunggal, MPASI pertama sebaiknya menu lengkap terdiri dari makronutrien seperti karbohidrat, protein (hewani), lemak serta dari mikronutrien seperti zat besi, seng, vitamin A, sodium, vitamin, dan mineral lainnya, karena menu tunggal tidak dapat mencukupi kebutuhan anak.
MP-ASI HARUS AMAN
Sebaiknya MP-ASI disiapkan dengan bersih. cuci tangan sebeum dan setelah melakukan sesuatu, jangan berikan telur setengah matang, madu tidak nutuk anak usia < 12 tahun, dan tidak diberi makanan bulat utuh icin. Hati-hati dengen makanan yang dibeli, karena makanan hanya boleh ada di suhu ruang (5-60oC) hanya selama 2 jam, apalagi makanan untuk bayi.
- Cuci tangan, sebelum dan setelah melakukan segala aktivitas
- Pisahkan bahan mentah dan mating
- Masak hingga benar-benar mattans
- Makanan selalu berada pada suhu aman
- Gunakan air bersih
TERAPKAN RESPONSIVE FEEDING PADA MP-ASI
Terapkan responsive feeding: disiplin saat makan. Jadwal: ada jadwal makanan utama dan selingan yang teratur yatu 3 kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya, susu dapat diberikan 2-3 kali sehari. Waktu makan tidak boleh lebin dari 30 menit. Hanya boleh mengonsumsi air putih di antara waktu makan. Lingkungan: buat lingkungan/suanan makan yang menyenangkan (tidak boleh ada paksaan untuk makan). Tidak ada distraksi (mainan, televisi, perangkat elektronik) saat makan; jangan memberikan makanan sebagai hadiah. Prosedur: dorong anak untuk makan sendiri; bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan kepala, menangis) tawarkan kembali makanan secara netral yaitu tanga membujuk atau memaksa; bila setelah 10-15 menit anak tétap tidak mau makan, maka akhiri proses makan.
Ditambahkan kembali oleh Kavadya Syska yang juga Ketua Pusat Pangan Halal UNU Purwokerto, pemberian MP-ASI sangatlah penting, sehingga luangkan waktu ibu-ibu untuk menambah wawasan tentang MP-ASI pada bayi. Hal ini agar MP-ASI pada bayi bisa berjalan dengan lancar. Sehingga anak terhindar dari Stunting.
Teknologi Pangan: Kreatif, Inovatif, Luar Biasa
Teknologi Pangan: Developing Creative and Innovative Future
Sumber:
Wawancara dan literatur dari berbagai sumber