e-Foodtech Future – Gembili merupakan umbi dari jenis (genus) Dioscorea yang telah lama dibudidayakan oleh masyarakat desa meski tidak secara massal. Gembili berpotensi sebagai sumber pangan lokal yang dapat dimanfaatkan. Salah satu upaya meningkatkan nilai ekonomisnya adalah dengan membuat suatu produk pangan yaitu mi bihun. Mi bihun merupakan salah satu produk pangan bentuk diversifikasi dari beras.
Mi bihun merupakan salah satu produk pangan bentuk diversifikasi dari beras. Bihun dibuat dari tepung beras yang diolah melalui proses ekstrusi sehingga diperoleh bentuk seperti benang. Bahan dasar pada pembutan bihun masih bergantung pada tepung beras. Demikian disampaikan Anisatun Setiawati, Mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto pada Seminar Hasil Penelitian Skripsi, Jumat 6 Agustus 2021.
Skripsi yang dibimbing oleh Kavadya Syska, S.P., M.Si., dan Laksmi Putri Ayuningtyas, S.TP., M.Sc. ini diharapkan mengetahui karakteristik mi bihun dengan substitusi pati umbi gembili, mengetahui pengaruh substitusi pati gembili terhaap sifat fisik dan sensori mi bihun, dan mengetahui proporsi substitusi pati gembili untuk menghasilkan mi bihun dengan karakteristik sifat fisik dan sensori yang terbaik. Dengan demikian, pati gembili dapat menjadi sumber alternatif pati pengganti terigu. Seperti kita ketahui, impor Indonesia terhadap terigu sangat tinggi. Ketergantungan ini dapat menyebabkan ketahanan pangan kita lemah.
Anis, demikian panggilan Anisatun Setiawati, lahir Purbalingga 1997 sebagai anak ke-3 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Markum Hadi Pramono dan Ibu Sailah. Anis bertempat tinggal di Desa Kembangan, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Anis memulai pendidikan di TK RA Dipenogoro 01 Kembangan pada tahun 2005, kemudian melanjutkan ke tingkat dasar di MI Ma’arif NU 01 Kembangan lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan ke tingkat menengah pertama di SMP N 2 Bukateja lulus pada tahun 2013, jenjang pendidikan menengah atas diselesaikan pada tahun 2016 di MA Ma’arif Minhajut Tholabah. Kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto pada tahun 2017. Selama kuliah, Anis aktif dalam kegiatan Himitepa (Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan) UNU Purwokerto. Pengalaman belajar di Program Studi Teknologi Pangan menajamkan intuisi akan pentingnya produks pangan yang halal, bergizi, dan aman dikonsumsi. Selain itu, inovasi produk pangan baru menjadi bagian semangatnya selepas kuliah.
Anis berhasil menyelesaikan Ujian Skripsi pada tanggal 6 Agsutsu 2021. Dihadapan 4 Dosen tim penguji berhasil menjelaskan secara detil dan rinci mengenai karakterisasi sifat fisik dan sensori mi bihun dengan substitusi pati gembili. Dosen Penguji Ujian Skripsi terdiri atas 4 dosen penguji yaitu: Kavadya Syska, S.P., M.Si., Laksmi Putri Ayuningtyas, S.TP., M.Sc., Hikmah Yuliasari, S.TP., M.Sc., dan Asti Dewi Nurhayati, S.Pd., M.Pd.
Pada hari yang sama, Anisatun Setiawati resmi menyandang Gelar S.TP. (Sarjana Teknologi Pertanian) dengan IPK sebesar 3,68 dengan Predikat “Dengan Pujian” / “Cumlaude” saat Yudisium yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, Billy Arifa Tengger, S.Si., M.Sc. secara daring. Anis menyelesaikan studi di Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto selama 47 bulan (3 Tahun 11 bulan).
Kavadya Syska, S.P., M.Si. Koordinator Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto menjelaskan bahwa terus mendorong Mahasiswa unutk lulus tepat waktu, bahkan lebih cepat dengan kompetensi yang dapat bersaing selepas lulus kuliah, selain itu berkontribusi kepada masyarakat.
Sumber: wawancara
Teknologi Pangan: Kreatif, Inovatif, Luar Biasa
Teknologi Pangan: Developing Creative and Innovative Future
https://pstp.unupurwokerto.ac.id
Leave a Reply