IDUL QURBAN, SEMBELIHAN HALAL, DAN KETERSEDIAAN KONSUMSI DAGING HALAL

Home / Teknologi Pangan / IDUL QURBAN, SEMBELIHAN HALAL, DAN KETERSEDIAAN KONSUMSI DAGING HALAL
IDUL QURBAN, SEMBELIHAN HALAL, DAN KETERSEDIAAN KONSUMSI DAGING HALAL

Halal Foodtech Future –Disampaikan oleh Prof. Ir. Sukoso, M.Sc., Ph.D. (Kepala BPJPH) dalam Kutbah Idul Adha, bahwa salah satu maksud dan tujuan syariat kurban saat Idul Adha adalah memperkuat hubungan sosial antar umat manusia. Dimana setiap hewan ternak yang disembelih dengan penuh ketakwaan kepada Allah, daging yang dibagikan akan menjadi tali penghubung dan pererat hubungan sosial antar tetangga dan masyarakat yang sering terjadi kerenggangan, kebekuan komunikasi atau bahkan mengarah kepada perselisihan dan pertikaian. Sehingga ketakwaan kolektif umat Islam akan meningkat drastis dengan adanya pengorbanan sang pekurban dan terbukanya komunikasi dari para penerima daging kurban untuk sama-sama bergandengan tangan menjalin impian untuk menuju surga Allah SWT.

Prof. Sukoso juga menambahkan bahwa Kurban tidak hanya ritual ibadah, namun telah menjadi tradisi sosial-ekonomi besar tahunan. Di Indonesia, pelaksanaan kurban dilakukan terdesentralisasi oleh ribuan panitia kurban lokal temporer yang tersebar di seluruh negeri, berbasis masjid, musholla, pesantren, hingga lembaga pendidikan dan perusahaan. Sebagai negara muslim terbesar dan sekaligus salah satu perekonomian terbesar di dunia, potensi kurban di Indonesia sangat signifikan.

Pada 2020 ini, Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memproyeksikan potensi ekonomi kurban Indonesia mencapai Rp 20,5 triliun, yang berasal dari 2,3 juta orang pekurban (shahibul qurban). Proyeksi kurban 2020 ini datang dari perkiraan 62,4 juta keluarga muslim dimana 9 persen diantaranya adalah kelas menengah atas muslim dengan pengeluaran per kapita diatas Rp 2,5 juta per bulan. Dari 5,6 juta keluarga muslim sejahtera ini, diperkirakan 40 persen diantaranya melakukan ibadah kurban, dengan asumsi satu keluarga berkurban satu hewan kurban.

Dari 2,3 juta orang perkiraan muslim berdaya beli tinggi yang berpotensi menjadi pekurban (shahibul qurban) ini, kebutuhan hewan kurban terbesar adalah kambing dan domba sekitar 1,9 juta ekor, sedangkan sapi dan kerbau sekitar 452 ribu ekor. Dengan asumsi marjin perdagangan dan pengangkutan hewan ternak adalah 20 persen serta tingkat harga rata-rata kambing/domba di tingkat produsen Rp 1,9 juta per ekor dan sapi/kerbau Rp 15,0 juta per ekor, kami memperkirakan nilai ekonomi dari kurban 2020 sekitar Rp 20,5 triliun.

Data-data tersebut menggambarkan potensi besar ekonomi keumatan yang tercermin dalam ketersediaan konsumsi daging halal. Dengan berlimpahnya daging kurban yang disembelih secara halal akan menjadi gambaran bagaimana pola perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk daging halal. Hal tersebut tentunya akan menjadi barometer permintaan (demand side) terhadap produk tersebut, Demikian disampaikan Prof. Sukoso dalam khutbahnya.

Idul Adha atau Iedul Kurban merefleksikan kepada umat Islam bagaimana harus melakukan evaluasi terkait dengan konsumsi keseharian. Hewan kurban yang disembelih dengan ucapan basmalah mengisyaratkan bagaimana kita harus mengkonsumsi daging halal yang sebagian daging kurban tersebut dibagikan kepada masyarakat. Pembagian tersebut mengisyaratkan adanya kepastian ketersediaan konsumsi daging halal di pasar, jangan sampai terjadi kekosongan daging halal di masyarakat, lanjut Prof Sukoso.

Di akhir khutbahnya, Prof Sukoso menyampaikan kesimpulan bahwa mengkonsumsi produk halal merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam, manifestasi dari ketaatan terhadap agamannya, serta ketakwaan pada Tuhannya. Karenanya pengetahuan mengenai konsep halal sangat penting bagi tiap muslim. Diharapkan dengan pengetahuan itu akan muncul kesadaran halal.

Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto telah menjalin kerjasama dengan BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) pada Bulan Maret 2020. Kerjasama ini diinisiasi oleh Program Studi Teknologi Pangan dan merupakan kerjasama pertama di eks Karesidenan Banyumas antara universitas dan BPJPH. Pengembangan Halal Center terus dilaksanakan secara berkelanjutan oleh Program Studi Teknologi Pangan yang dikoordinir oleh Kavadya Syska, S.P., M.Si. Program Studi Teknologi Pangan sangat terbuka untuk pendampingan dan konsultasi Pangan Halal kepada masyarakat, salah satunya yaitu UMKM bidang Pangan.

Sumber: Khutbah Idul Adha yang disampaikan oleh Prof. Ir. Sukoso, M.Sc., Ph.D.
Teknologi Pangan UNU Purwokerto: Kreatif, Inovatif, Luar Biasa
Teknologi Pangan UNU Purwokerto: Developing Creative and Innovative Future

https://pstp.unupurwokerto.ac.id

Leave a Reply

Your email address will not be published.