SEKILAS TENTANG PREBIOTIK
SEKILAS TENTANG PREBIOTIK
Dewasa ini pola konsumsi masyarakat telah mengalami perubahan. Masyarakat sudah mulai banyak beralih kepada jenis makanan yang mampu mendatangkan kesehatan bukan hanya memberikan rasa enak semata. Masyarakat kini menyadari bahwa manfaat makanan bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga untuk pemenuhan gizi tubuh. Pangan seperti inilah yang disebut sebagai pangan fungsional. Sifat fungsional dalam makanan fungsional terutama disebabkan oleh adanya komponen bioaktif yang terdapat dalam makanan. Bahan pangan di sekitar kita ternyata memiliki potensi sebagai pangan fungsional, salah satunya adalah kelompok bahan makanan prebiotik.
Prebiotik adalah bahan pangan yang tidak tercerna yang dapat memberikan keuntungan bagi yang mengkonsumsinya dengan cara menstimulasi secara selektif pertumbuhan dan atau aktivitas dari satu atau sejumlah terbatas mikrobia baik dalam kolon yang kemudian dapat meningkatkan kesehatan (Gibson dan Roberfroid, 1995). Berdasarkan definisi ini, kandidat prebiotik harus dapat memenuhi kriteria yang dapat dibuktikan in vitro dan in vivo. Beberapa tahun belakangan ini topik penggunaan prebiotik sebagai pangan fungsional semakin menarik, karena fungsinya yang dapat mendorong pertumbuhan mikrobiota kolon untuk memberi dampak kesehatan bagi inangnya (Saad et al., 2013).
Dahulu banyak komponen bahan makanan terutama yang mengandung oligosakarida dan polisakarida (termasuk serat pangan) yang telah diklaim memiliki aktivitas sebagi prebiotik tanpa memperhatikan kriteria. Menurut Roberfroid (2007), kriteria bahan makanan sebagai prebiotik diantaranya: (1). tahan terhadap keasaman lambung dan hidrolisis oleh enzim yang terdapat pada mamalia serta absorpsi, (2). dapat difermentasi oleh mikroflora usus dan, (3). dapat menstimulasi secara selektif pertumbuhan dan atau aktivitas bakteri usus yang berkontribusi kepada kesehatan.
Dua dekade terakhir, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa golongan karbohidrat yakni oligosakarida tidak tercerna, termasuk didalamnya inulin, serta serat merupakan contoh dari prebiotik. Beberapa prebiotik yang juga berasal dari oligosakarida dan dapat diisolasi dari tanaman dan alga antara lain fruktooligosakarida (FOS), galaktooligosakarida (GOS), isomalto-oligosakarida (IMO), dan xylo-oligosakarida (XOS) (Ouwehand, 2007). Pati resisten juga memiliki fungsi sebagai prebiotik, beberapa penelitian melaporkan ketika mengonsumsi makanan tinggi pati resisten maka terjadi peningkatan ekskresi dari Bifidobacterium longum (Topping et al., 2003). Potensi bahan-bahan lain sebagai prebiotik masih banyak yang perlu ditelaah lebih lanjut. Terutama bahan makanan berkabohidrat yang banyak di sekitar kita.