e-Foodtech Future – Persoalan makanan, asupan gizi, membuat banyak orang lupa. Padahal sejak di kandungan sudah diasupkan gizi yang halal. Makanan erat kaitannya dengan kehidupan dan itu di Alquran yang disebutkan lebih dari 20 ayat. “Jadi, yang disuruh makanan dan produk halal karena wajib menurut Alquran dan manusia wajib memakan dan produksi makanan halal”. Jadi ini sebagai tiang pancang utama. Halal dan thoyyib, bermanfaat, bergizi, dan tidak beracun. Demikian disampaikan Kavadya Syska, S.P., M.Si., Koordinator Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto.
Dalam Islam, menunaikan ibadah-ibadah yang diwajibkan, maka langkah awal atau landasannya dengan mengkonsumsi makanan yang halal. Seperti benih yang ditanam, kalau ingin hasil tanaman yang dipanen baik, tentu benihnya harus pula yang baik. Makanan yang dikonsumsi, akan menghasilkan energi gerak tubuh, juga menumbuhkan serta mengganti sel-sel anggota tubuh yang rusak. Dari sini, para ulama menjelaskan, makanan yang halal, insya Allah akan menghasilkan energi tubuh untuk gerak aktivitas yang halal pula. Dalam bahasa agama, yaitu gerak-aktivitas yang bernilai ibadah, mengikuti tuntunan Allah, dengan contoh teladan dari Rasulullah SAW. Demikian pula sel-sel tubuh yang tumbuh dan digantikan dari yang rusak, Insya Allah akan mudah digerakkan pada aktivitas amal yang halal, sebagai ibadah yang diridhoi Allah. Sebaliknya, kalau makanan yang dikonsumsi berasal dari yang haram, maka gerak aktivitas tubuh juga cenderung kepada yang haram. Seperti suka atau bahkan jadi sering melakukan perbuatan maksiat dan dosa yang dilarang dalam Islam. Sulit atau merasa berat untuk digerakkan pada aktivitas yang bernilai ibadah.
Kavadya Syska yang juga Ketua Bidang Pengabdian kepada Masyarakat dan Halalan Thoyyiban ADN (Aliansi Dosen Nahada) Jateng – DIY mengatakan pemerintah perlu mengintensifkan gerakan pangan halal dan sehat di Tanah Air. “Gerakan pangan halal dan sehat akan mendukung upaya penyiapan sumber daya manusia Indonesia yang tangguh, produktif, dan mampu bersaing di era revolusi industri 4.0 serta menyongsong Indonesia emas 2045,” katanya.
Sementara itu, dia juga mengingatkan bahwa kaum perempuan memiliki peran yang sangat strategis dalam menyukseskan gerakan pangan sehat. “Perempuan merupakan lokomotif gerakan pangan sehat terutama di dalam keluarga, perempuan memiliki peran strategis dalam menyiapkan pangan sehat untuk mencukupi gizi keluarga terutama anak-anak,” katanya.
Kavadya Syska juga menjelaskan bahwa Program Studi Teknologi Pangan sangat konsen untuk pengembangan dan penerapan pangan halal di masyarakat. Foodtech Halal Center merupakan wadah pengembangan pangan halal di Program Studi Teknologi Pangan, FST, UNU Purwokerto.
Selamat Hari Anak Nasional 23 Juli 2021, Anak Terlindungi, Indonesia Maju.
Sumber: wawancara dan studi pustaka
Teknologi Pangan UNU Purwokerto: Kreatif, Inovatif, Luar Biasa
Teknologi Pangan UNU Purwokerto: Developing Creative and Innovative Future
https://pstp.unupurwokerto.ac.id
Leave a Reply