e-Foodtech Future – Pengolahan minimal merupakan pengolahan buah-buahan yang melibatkan proses pencucian, pengupasan, dan pengirisan sebelum buah kemudian dikemas menggunakan suhu rendah untuk penyimpanan sehingga mudah dikonsumsi tanpa menghilangkan kesegaran dan nilai gizi yang dikandungnya. Produk buah terolah minimal ini memiliki kelebihan yaitu kemudahan dalam penyajian, konsumen dapat melihat secara langsung kondisi bagian dalam produk sehingga menawarkan mutu yang lebih terjamin dibandingkan buah utuh. Selain itu untuk buah-buahan yang berukuran besar, konsumen tidak perlu membeli buah secara utuh dan dapat membeli beberapa jenis buah dalam satu kemasan yang beratnya relatif kecil.
Buah segar yang diproses minimal mudah mengalami kerusakan, termasuk nanas madu. Jenis kemasan akan memengaruhi perubahan mutu buah terolah minimal. Perubahan mutu dipengaruhi oleh suhu dan jenis kemasan. Kemasan LDPE tidak sangat di anjurkan digunakan untuk pegemasan nanas madu terolah minimal. Berdasarkan pengamatan susut bobot, kadar air, kekerasan, total padatan terlarut, dan perubahan warna buah, kemasan yang terbaik untuk penyimpanan buah adalah kemasan stretch film yang disimpan pada suhu 10˚C. Demikian disampaikan Da’iyatul Umah, Mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto pada Seminar Hasil Penelitian Skripsi, Kamis 5 Agustus 2021.
Skripsi yang dibimbing oleh Kavadya Syska, S.P., M.Si., dan Hikmah Yuliasari, S.TP., M.Sc. ini diharapkan memberikan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu nanas madu dan meningkatkan nilai ekonomi nanas madu yang banyak dikembangkan sekitar UNU Purwokerto, yaitu Kecamatan Belik Kabupaten Pemalanag, Jawa Tengah.
Day, demikian panggilan Da’iyatul Umah, lahir di Banyumas tahun 1999 sebagai anak ke-1 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Slamet dan Muntofingah. Day bertempat tinggal di Desa Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Penerima 2 PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dari Dikti Kemdikbud tahun 2019 (PKM-M dan PKM-GFK) ini memulai pendidikan di TK Tarbiyatul Athfal Kebarongan dan lulus pada tahun 2006, kemudian melanjutkan ke tingkat dasar di MI Tarbiyatul Athfal Kebarongan dan lulus pada tahun 2011. Selanjutnya melanjutkan ke tingkat menengah pertama di MTs Wathoniyah Islamiyah Kebarongan, Banyumas dan lulus pada tahun 2014, lalu melanjutkan ke jenjang menengah atas di yayasan yang sama yaitu di MA Wathoniyah Islamiyah Kebarongan, Kabupaten Banyumas. Setelah lulus pada tahun 2017, penulis langsung melanjutkan ke perguruan tinggi di Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahlatul Ulama Purwokerto. Selama studi S1 berkesempatan melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di PT. Agro Jaya Karkas Unggul Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah dan melaksanakan KKN Tematik Mitigasi Covid-19 di kampung halaman.
Selama menempuh studi, aktivis PMI Kaabupaten Banyumas ini memperoleh beasiswa PPA pada tahun 2019. Selain itu, pernah menjadi asisten praktikum untuk mata kuliah mikrobiologi pangan. Aktivitas kemehasiswaan dimulai dari Himitepa (Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan), pengurus BEM UNU Purwokerto periode 2018/2019, dan aktif dalam bidang kemanusiaan dengan tergabung menjadi relawan PMI Kabupaten Banyumas sejak tahun 2018 sampai sekarang.
Day berhasil menyelesaikan Ujian Skripsi pada tanggal 5 Agsutsu 2021. Dihadapan 4 Dosen tim penguji berhasil menjelaskan secara detil dan rinci mengenai penyimpanan nanas madu terolah minimal. Dosen Penguji Ujian Skripsi terdiri atas 4 dosen penguji yaitu: Kavadya Syska, S.P., M.Si., Hikmah Yuliasari, S.TP., M.Sc., Laksmi Putri Ayuningtyas, S.TP., M.Sc., dan Asti Dewi Nurhayati, S.Pd., M.Pd.
Pada hari yang sama, Da’iyatul Umah resmi menyandang Gelar S.TP. (Sarjana Teknologi Pertanian) dengan IPK sebesar 3,96 dengan Predikat “Dengan Pujian” / “Cumlaude” saat Yudisium yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, Billy Arifa Tengger, S.Si., M.Sc. secara daring. Day menyelesaikan studi di Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto selama 47 bulan (3 Tahun 11 bulan).
Kavadya Syska, S.P., M.Si. Koordinator Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto menjelaskan bahwa terus mendorong Mahasiswa unutk lulus tepat waktu, bahkan lebih cepat dengan kompetensi yang dapat bersaing selepas lulus kuliah, selain itu berkontribusi kepada masyarakat.
Sumber: wawancara
Teknologi Pangan: Kreatif, Inovatif, Luar Biasa
Teknologi Pangan: Developing Creative and Innovative Future
https://pstp.unupurwokerto.ac.id
Leave a Reply