Purwokerto, 22 Oktober 2018. Ikut memeriahkan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2018, sejumlah Mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto bergabung bersama 6000 santri se-kabupaten Banyumas di alun-alun Purwokerto guna melaksanakan Upacara Hari Santri Nasional. Hampir sebagian Mahasiswa Teknologi Pangan UNU Purwokerto adalah Santri. Terbersit banyak harapan sang santri dalam menempuh pendidikan di Program Studi Teknologi Pangan UNU Purwokerto. Sebut saja Miswahul Anam dan Mala Indarti. Keduanya masih duduk di semester satu.
Di sela-sela acara peringatan Hari Santri Nasional, Miswahul Anam mengungkapkan harapannya sebagai seorang santri. Menurut Anam, kedepan, dunia santri bisa lebih mendapatkan sorotan lebih dan menjadi tren positif bagi kalangan generasi muda, bukan karena ketradisionalannya/ke-salaf-annya, namun karena prestasi yang membanggakan. Tidak hanya prestasi agamis, namun juga prestasi akademis. Sehingga predikat santri menjadi predikat yang bergengsi dan membanggakan. Santri terkenal mempunyai sikap mental yang kuat, aktif, kreatif, dan inovatif yang digembleng bertahun tahun di pesantren. Sehingga apabila dikolaborasikan dengan bidang ilmu selain ilmu agama sebagai pemerkaya khasanah keilmuwan santri, akan lahir karya-karya inovatif yang berdaya guna tinggi di masyarakat. Semisal santri yang menekuni bidang teknologi pangan, karena kreativitasnya, bukan hal mustahil apabila nanti santri berada di barisan terdepan yang berfikir dan menemukan solusi nyata permasalahan pangan di Indonesia.
Di tempat yang sama, Mala Indiarti, Mahasiswi semester satu Program Studi Teknologi Pangan UNU Purwokerto mengungkapkan bahwa sebagai Mahasantri (santri yang juga menjadi mahasiswa) adalah para mahasantri dapat menjadi teladan bagi masyarakat disekitarnya, menjadi generasi penerus bangsa yang agamis dan berpendidikan. Sebagai mahasiswa teknologi pangan diharapkan para mahasantri dapat mengamalkan ilmu yang telah didapatkan untuk kemajuan bangsa dan negara. Sehingga kedepannya bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju.
Ditambahkan kembali oleh Miswahul Anam bahwa kita bisa bayangkan, di tahun 2030 nanti menjadi hal lumrah kita melihat sosok-sosok pemuda tangguh, bersarung, berpakaian rapi, duduk manis di depan mesin otomatis yang sedang bekerja mengolah bahan pangan, terselip di sebelah tangannya untaian butiran tasbih yang terus berputar mengikuti irama bibir. Dialah santri masa kini.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Program Studi Teknologi Pangan UNU Purwokerto, Kavadya Syska, S.P., M.Si. bahwa Program Studi Teknologi Pangan UNU Purwokerto melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat) bertekad memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan daya saing pangan di era revolusi industri 4.0 berlandaskan islam rahmatan lil ‘aalamiin. Tentunya dengan dihasilkannya inovasi pangan modern yang bermutu berbasis bahan pangan lokal di wilayah perdesaan sebagai bagian dari pengembangan sentra-sentra agroindustri. Gagasan Koordinator Program Studi Teknologi Pangan UNU Purwokerto ini gayut dengan program rumah pangan santri yang di gagas oleh Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj. Rumah pangan santri adalah gagasan untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan memperdayakan masyarakat serta menggerakkan ekonomi umat.
Cita-cita luhur perjuangan santri untuk kemerdekaan Republik Indonesia patut ditindaklanjuti dengan terus berjuang untuk memenangkan kompetisi di era revolusi industri 4.0. Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin (continous improving) menjadi kunci sukses dan pegangan untuk meneruskan perjuangan para santri yang telah berjuang merebut kemerdekaan Indonesia. Bersama santri, damailah negeri. Bersama mahasantri, kuatlah negeri.
Teknologi Pangan: Kreatif, Inovatif, Luar Biasa ..
(AAA: 22.10.2018)
Leave a Reply