KULIAH JALAN, USAHA JALAN INSYA ALLAH BERKAH
KULIAH JALAN, USAHA JALAN INSYA ALLAH BERKAH
Kuliah dan usaha adalah dua hal yang susah itu dilakukan dalam sekali waktu bagi sebagian orang. Asumsi mereka bahwa kuliah sambil menjalankan usaha dapat mengurangi fokus dan memperlambat seorang mahasiswa untuk menyelesaikan kuliahnya. Mahasiswa yang menjalankan usaha cenderung mengesampingkan kuliahnya. Mindsheet mereka bukan lagi kuliah melainkan uang. Mereka beranggapan bahwa sukses itu bukan hanya dari kuliah dengan IP yang tinggi melainkan sukses usaha yang sedang dijalankannya.
Opini tersebut ditepis oleh dua mahasiswa prodi Hukum Syari’ah Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto yaitu Joharulloh dan Wiwit Aryanti. Joharulloh dan Wiwit Aryanti menjalankan tiga peran sekaligus dalam sekali waktu yaitu sebagai mahasiswa, pekerja (penyuluh), dan pengusaha. Selain itu kedua orang ini juga aktif di organisasi kemasyarakatan di sekitar tempat tinggalnya. Joharulloh aktif di LP Ma’arif MCNU Kecamatan Wangon dan BADKO TPQ Kab. Banyumas dan organisasi keagamaan lainnya. Begitu juga dengan Wiwit yang aktif di organisasi kemasyarakatan relawan gubug pintar, Badan Penggerak Pemuda Daerah (BPPD) Purbalingga, Purbalingga bergerak, dan relawan MRI Act Purbalingga, serta organisasi keagamaan Fatayat ranting Plana Wlahar Rembang. Nyatanya mereka bisa menjalankan ketiga aktifitasnya dan sukses dalam kuliahnya. IP Comloude berhasil mereka berdua sabet di tengah padatnya rutinitas yang mereka lakoni setiap harinya. Joharulloh dengan IP 3,83 dan Wiwit dengan IP 3,91.
Menjadi seorang mahasiswa bagi Joharulloh adalah bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan. Dulunya tidak ada bayangan sama sekali untuk bisa menjadi mahasiswa. Faktor biaya yang mahal menjadikan pupusnya keinginan saya untuk kuliah. Kecintaan saya pada dunia design cetak dan prospek yang menjanjikan baik dari segi keuntungan dan waktu berjalankan bisnis ini melatarbelakangi saya membuka bisnis percetakan di tahun 2007. Tahun 2015 saya membuka bisnis rental mobil. Usaha ini bermula dari kecintaan saya akan traveling, hitung-hitung refreshing mendapatkan pendapatan tambahan juga . Ujar Joharulloh.
Dua usaha ini adalah harapan saya untuk bisa mewujudkan obsesi saya untuk kuliah. Obsesi saya untuk kuliah yaitu “jaman now gitu lho” kalau hari gini masih ketinggalan pola pikir maka akan semakin terlindas. Untuk itu belajar ke jenjang yang lebih tinggi sangat dibutuhkan. Karena ilmu yang kita dapatkan semakin tertata dan selalu mendapatkan pengetahuan baru. Meskipun saya bukan ABG lagi, saya yakin menuntut ilmu tidak pernah akan tersekat oleh usia ataupun kasta. Tujuan pasti saya menuntut ilmu adalah supaya saya semakin berguna dalam kehidupan bermasyarakat dan InsyaAllah dapat menciptakan lapangan kerja yang semakin banyak. Alhamdulillah, Obsesi saya untuk kuliah terwujud di tahun 2017. Di tahun 2017 saya resmi menjadi mahasiswa di UNU Purwokerto. Walau awal masuk kuliah saya kewalahan membagi waktu antara kuliah dan menjalankan usaha. Seiring berjalannya waktu saya dapat menyesuaikan waktu untuk keduanya. Alhamdulillah berkah, kuliah jalan, usaha jalan. Ujar Joharulloh.
Hal yang sama pun dirasakan oleh Wiwit Aryanti. Seorang mahasiswi Hukum Syariah kelas malam berasal dari Rembang Purbalingga. Keinginan yang kuat menjadikan seorang Wiwit rela menempuh jarak puluhan kilo meter menuju kampus UNU Purwokerto untuk mewujudkan impiannya meraih gelar Sarjana. Harapannya, ilmu yang di dapat dari bangku perkuliahan dapat meningkatkan taraf kehidupannya. Namun, dia tidak hanya mengandalkan ijazah sarjana yang kelak ia dapatkan dari bangku perkuliahan.
Menurut saya, kuliah itu penting dan usaha juga penting. Bagi saya kuliah tanpa usaha adalah bagaikan sayur tanpa garam. Ijazah kuliah adalah sayur yang di masak melalui proses perkuliahan. Garamnya adalah usaha yang dijalankan oleh mahasiswa itu sendiri. Dari hasil usaha tersebut bisa menjadi jalan untuk menyelesaikan kuliah. Karena kuliah perlu biaya yang harus dikeluarkan. Seperti pepatah jawa yang menyatakan bahwa “jer basuki mawa bea”. Mahasiswa itu harus kreatif tidak hanya mengandalkan ijazah. Bukti nyatanya adalah banyak sarjana yang masih menganggur. Walaupun begitu tidak menyurutkan semangat saya untuk tetap berjuang mempejuangkan kuliah saya. Saya yakin saya dapat sukses melalui usaha saya jalankan yaitu online shop rumah hijab wiwit. Bagi saya ijazah sarjana adalah pelengkap legalitas usaha saya untuk menarik minat konsumsi untuk belanja di tempat saya. Ujar Wiwit.
Usaha online shop, saya jalankan mulai tahun 2016 yang lalu. Bermula dari kebiasaan saya yang tidak bisa lepas dari smartphone dalam keseharian saya. Selain itu, usaha online shop juga mudah dijalankan dan tidak menyita banyak waktu tapi untung lumayan menjanjikan. Pada hari-hari biasa keuntungan didapat kisaran 10-15% dari modal perbulannya. Pada bulan ramadhan keuntungan meningkat antara 20-15% dari modal perbulannya. Keuntungan ymenggiurkan, kemudahan menjalankan usaha hanya bermodal kuota dan ketekunan saja yang menjadikan saya bertahan menjalankan usaha ini. Harapannya, melalui usaha ini saya bisa menyelesaikan kuliah saya. Alhamdulillah, kuliah jalan, usaha jalan, kegiatan sosial pun jalan. Karena usaha ini tidak banyak menyita waktu.