Purwokerto (e-FoodTech Future) – Akselerasi teknologi pangan guna meningkatkan daya saing bangsa pada era industri 4.0 sebagai kebutuhan penting, kata akademisi dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto Kavadya Syska.
“Akselerasi bidang teknologi pangan dan penguatan industri perdesaan dapat meningkatkan daya saing bangsa selaras dengan makin meningkatnya tantangan global,” katanya di Purwokerto, Kamis.
Kavadya yang merupakan Koordinator Program Studi Teknologi Pangan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto tersebut, mengatakan industri pangan di Indonesia pada saat ini didominasi oleh usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM).
“Saat ini UMKM merupakan fondasi ekonomi nasional. Apabila fondasi ini goyah atau roboh maka dikhawatirkan dapat menganggu perekonomian secara keseluruhan. Melihat kondisi ini, memang sudah menjadi sewajarnya timbul pertanyaan. apakah industri pangan siap mengimplementasikan era industri 4.0 pada masa mendatang,” katanya.
Terlebih lagi, kata dia, langkah menuju industri ini akan menimbulkan banyak kebermanfaatan bagi produsen, termasuk pelaku usaha dalam menyederhanakan rantai pasokan.
Dia juga mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang bersiap dalam beradaptasi dengan sistem industri 4.0.
“Kementerian Perindustrian telah menetapkan empat langkah strategis dalam menghadapi industri 4.0, langkah yang akan dilaksanakan tersebut antara lain mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya,” katanya.
Selain itu, kata dia, pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah agar mampu menembus pasar ekspor.
“Selain itu mendorong inovasi teknologi dengan memfasilitasi inkubasi bisnis agar lebih banyak wirausaha berbasis teknologi di wilayah Indonesia,” katanya.
Berdasarkan kondisi tersebut, kata dia, maka penting bagi seluruh pihak terkait untuk memastikan akselerasi teknologi pangan dan industri perdesaan.
Link Media Nasional Berita Di Atas:
https://jateng.antaranews.com/berita/258386/akademisi-penting-akselerasi-teknologi-pangan
Leave a Reply