FoodPreneurship – Teknologi Pangan: Mengenal FoodStartup Indonesia 2022, Peluang Maju yang Berkeberlanjutan, Berdampak Sosial, dan Profitabilitas
e-Foodtech Future – FoodStartup Indonesia adalah acara tahunan yang diinisiasi oleh Bekraf dan Foodlab pada tahun 2016, kemudian mulai tahun 2020 FoodStartup Indonesia diselenggarakan oleh Kemenparekraf/Baparekraf dan dikelola oleh Ultra, masih dengan tujuan yang sama, yaitu untuk mempertemukan pelaku ekonomi kreatif kuliner dengan akses permodalan/pembiayaan, sehingga terjadi peningkatan percepatan pertumbuhan ekonomi kreatif kuliner di Indonesia.
Tema FoodStartup Indonesia 2022 yaitu Planet, People, and Profit. FoodStartup Indonesia mencari bisnis kuliner yang menginspirasi & berkembang dengan orientasi keseimbangan antara keberlanjutan, dampak sosial, & profitabilitas.
Syarat Peserta FoodStartup Indonesia 2022 yaitu: (1) Memiliki Bisnis Kuliner: Peserta harus memiliki bisnis kuliner yang sudah berjalan (tidak dalam tahap ideasi), (2) Documents: Peserta wajib mengumpulkan factsheets, pitch deck, dan semua dokumen yang diperlukan untuk proses due diligence tanpa terkecuali. (3) Traksi Bertumbuh & Badan usaha: Bisnis yang didaftarkan harus memiliki badan usaha yang sah dan terdaftar (CV/PT) dan memiliki omset tahunan minimal Rp 750 juta (angka ini merupakan hasil dari jajak pendapat ekosistem pembiayaan/permodalan), (4) Investable: Pelaku ekraf kuliner dengan produk/jasa yang dapat dikembangkan dengan peningkatan kapasitas produksi, peningkatan pemasaran, dan atau kemitraan, (5) Membutuhkan Permodalan: FSI mencari pelaku usaha/ekraf (ekonomi kreatif) kuliner yang membutuhkan pembiayaan/permodalan hingga Rp 15.000.000.000 (dengan skema pinjaman konvensional/syariah/pembagian laba/pembagian saham) atau kemitraan strategis, (6) Innovative: Pelaku ekraf kuliner yang mempunyai inovasi / disrupsi dalam bidang kesehatan, kesegaran,3 dan keamanan pangan untuk konsumen akhir, (7) Komitmen: Peserta wajib mengikuti semua proses kegiatan dengan benar hingga akhir, termasuk memberikan semua data yang dibutuhkan investor melalui Kemenparekraf/Baparekraf, (8) Request, Offer, & Exit Strategy: Peserta wajib mempunyai perencanaan investasi, strategi penggunaan dana, proyeksi keuntungan dan sistem kerjasama yang menguntungkan sesuai dengan ketertarikan dan penilaian dari investor, (9) Sustainable: Pelaku ekraf kuliner yang mempunyai bisnis model yang menjamin pemanfaatan dan keberlangsungan serta efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam maupun manusia.
Kavadya Syska, S.P., M.Si., selaku Koordinator Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto menjelaskan bahwa sejak awal berdiri, Program Studi Teknologi Pangan UNU Purwokerto sangat konsen menghasilkan lulusan yang berdaya saing, salah satunya adalah kewirausahaan (entrepreneur), khususnya pada bidang pangan dan yang terkait. FIP (Foodtech Innovation and Packaging) merupakan wadah yang didirikan Program Studi Teknologi Pangan UNU Purwokerto untuk mewadahi ide-ide kreatif wirausaha mahasiswa pada Program Studi Teknologi Pangan.
Selaras dengan Kavadya, Andri Susanto, Ketua Umum Himitepa 2022-2023 menyampaikan bahwa Visi Himitepa (Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan) UNU Purwokerto juga selalu tegak lurus dengan Visi Program Studi Teknologi Pangan. Fokus Himitepa dalam kewirausahaan direalisasikan pada satu departemen pada Himitepa yaitu: Department of Business, Innovation, and Skills.
Kavadya menambahkan bahwa perkembangan Foodstartup pada Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, UNU Purwokerto saat ini telah ada 9 foodstartup yang sedang masa pengembangan dan 4 startup lainnya yang maju dalam kompetisi P2MW (Program Mahasiswa Wirausaha Mahasiswa). Pengembangan melibatkan kolaborasi pada matakuliah terkait dan pendampingan dari expert dan praktisi wirausaha.
Teknologi Pangan UNU Purwokerto: Kreatif, Inovatif, Kolaboratif, Luar Biasa
Teknologi Pangan UNU Purwokerto: Developing Creative and Innovative Future
Sumber: wawancara dan olah pustaka