MENGHIDUPKAN TRADISI SANTRI DI KALANGAN CALON KAUM INTELEKTUAL

Home / Berita / MENGHIDUPKAN TRADISI SANTRI DI KALANGAN CALON KAUM INTELEKTUAL
MENGHIDUPKAN TRADISI SANTRI DI KALANGAN CALON KAUM INTELEKTUAL

Minggu 04 November 2018, Himpunan Mahasiswa Prodi Hukum Syariah melaksanakan agenda makrab perdana di Desa Pasir Kulon Kecamatan Purwokerto Barat mengusung tema “Santri”. Rangkaian kegiatan yang ada di makrab himasya tidak terlepas dari ciri khas santri dan semangat ke-NU an yang menjadi ciri khas prodi Hukum Syariah dan Universitas Nahdlatul Ulama. Ciri khas santri yang dihadirkan pada acara makrab yaitu nasi baki yang menjadi ciri khas pola kehidupan di pesantren. Nasi baki adalah nasi yang diletakkan dibaki dengan berbagai macam lauk-pauk dan disantap secara bersama-sama. Bagi orang umum, kebiasaan tersebut sangat menjijikan dan banyak yang enggan melakukan hal tersebut dengan alasan jijik. Pada dasarnya dalam nasi baki itu ada nilai filosofi yang terkandung di dalamnya. Melalui nasi baki selain kenikmatan rasa makanan yang dapat dinikmati, kebersamaan, kehangatan, kerukunan tercipta, tidak ada yang dominan karena jabatan, status sosial, tujuannya yaitu satu makan bersama sama rasa. Keterlibatan dosen dalam acara makrab dan menyantap nasi baki menunjukkan bahwa antara dosen dan mahasiswa tidak ada jarak. Antara dosen dan mahasiswa tumbuh ghiroh kekeluargaan. Dosen hanyalah profesi semata, di luar profesi kita adalah keluarga. Begitu juga antara mahasiswa angkatan pertama dan angkata kedua kelas pagi, kelas malam, kelas weekend mereka adalah keluarga tidak ada istilah senior junior.Semangat ke NU-an yang dihadirkan dalam kegiatan makrab diantaranya materi  ke-NU an yang diberikan oleh Bapak Mukhlisin, S.H.I., mujahadah bersama, dan ziarah makam Syekh Maqdum Wali di penghujung kegiatan.

Selain dua agenda inti tersebut, agenda pendukung yang memeriahkan makrab himasya yaitu motivasi mahasiswa, tadabur alam. Motivasi mahasiswa diisi oleh para dosen Hukum Syariah yang mengikuti makrab. Motivasi dari koprodi Hukum Syariah Ibu Fetri Fatorina, S.Sy., M.Sy. “kunci sukses yaitu birulwalidain dan jangan pernah lupa untuk selalu di doakan oleh orang tua terutama Ibu.” Motivasi dari Pak Imam Labib H, Lc., M.S.I. “ selain birrulwalidain kunci sukses itu hormat kepada guru. Karena orang tua itu ada tiga macam yaitu orang tua yang melahirkan kita, orangtua yang memberikan anak perempuan, dan orangtua yang memberikan ilmu yaitu Guru.” Motivasi dari Pak Mukhlisin S.H.I.,  “jangan pernah ragu menjadi mahasiswa Prodi Hukum Syariah, meskipun baru yakinlah bahwa Hukum Syariah akan dikenal orang dan menjadi prodi unggulan dibandingkan prodi  syariah di kampus lain.” Motivasi dari pak Imron Hamzah, S.H.I., M.S.I. “jangan pernah lupakan usaha. Jadi mahasiswa itu harus aktif, tidak hanya berdiam diri kuliah pulang kuliah pulang yang didapat hanya teori bukan pengalaman. Selain usaha jangan lupa berdoa.” Dari motivasi-motivasi yang diberikan para dosen mahasiswa diharapkan termotivasi dalam melaksanakan perkuliahan dan kegiatan kampus lainnya.

Kegiatan pendukung kedua yaitu tadabur alam. Tadabur alam dilaksanakan dengan menyusuri jalan, kompleks perumahan dengan sekeliling kandang ayam, aliran sungai dari persawahan. Dari tadabur alam diperoleh pelajaran bahwa “untuk mencapai kebahagiaan butuh perjuangan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk mencapai puncak yang diinginkan butuh keyakinan dan usaha yang terus menerus dan tidak ada henti.”

Leave a Reply

Your email address will not be published.