e-Foodtech Future – Peringatan Hari Tani Nasional tanggal 24 September tidak bisa dilepaskan dengan fungsi tanah bagi petani. Pemilihan tanggal Hari Tani bertepatan dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 05 tahun 1960 Tentang Peraturan Pokok Agraria yang mengamanatkan pelaksanaan fenomena agraria sehingga penetapan Hari Tani Nasional merupakan sebuah pemulihan tertinggi terhadap rakyat tani Indonesia. Di tahun 2021 Peringatan Hari Tani Nasional mengusung tema “Percepata Penyelesaian Konflik Agraria dan Penguatan Kebijakan Reforma Agraria untuk Menegakkan Kedaulatan Pangan dan Memajukan Kesejahteraan Petani dan Rakyat Indonesia”. Tema tersebut diambil guna mengingat upaya untuk terus meneguhkan percepatan dan penguatan kebijakanreforma agraria.
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara agraris dengan mayoritas penduduknya yang bermata pencaharian di sektor pertanian. Petani menjadi pondasi utama dalam mendorong pembangunan negara dengan menyokong perekonomian dan mendukung usaha ketahanan pangan. Miswahul Anam atau yang akrab disapa Anam, Mahasiswa Semester 7 Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto mengatakan bahwa Petani merupakan unsur terpenting bagi ketahanan pangan suatu negara. Tidak hanya memberikan pendapatan bagi negara, lebih dari itu juga menjamin kebutuhan paling esensial setiap manusia, yaitu kebutuhan pangan, yang mana dengan terpenuhinya kebutuhan pangan suatu negara akan ikut memperlancar roda pemerintahan yang ada. Keadaan para petani menjadi indikator kekuatan suatu negara. Semakin kuat kemampuan petani memenuhi kebutuhan pangan dirinya serta seluruh masyarakat, maka semakin kuat pula suatu negara. Demikian imbuh Anam, Ketua Department Bussines and Skills, Himitepa.
Di era modern saat ini, dunia pertanian tidak lagi ditangani secara tradisional, tetapi sangat terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana proses untuk menghasilkan pertanian yang unggul dan berdaya saing telah ditunjang dengan adanya kecanggihan teknologi pertanian yang serba digital. Perlunya mendorong generasi milenial kedalam dunia pertanian apalagi saat kondisi pandemi seperti sekarang. Peran kaum milenial dalam dunia pertanian saat ini tidak hanya sekedar Bertani namun juga cerdas berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital.
Hal serupa juga dikatakan oleh Restu Aji, Mahasiswa Semester 7 sekaligus Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto bahwa kita sebagai kaula muda Indonesia harus bangga dan menghormati jasa para petani di Indonesia dimana pada kondisi seperti sekarang harga-harga hasil pertanian sangat fluktuatif namun para petani Indonesia tepat bekerja keras untuk menanam. “Dari sini kita sebagai generasi muda yang terbiasa dengan teknologi digital harusnya bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk membantu para petani Indonesia bangkit dari keterpurukan yang terjadi. Sudah saatnya generasi muda untuk mengambil peran sebagai tani milenial untuk dapat mengembangkan pertanian di Indonesia” Imbuhnya.
Kavadya Syska, S.P., M.Si. Koordinator Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto mengungkapkan harapannya tentang pentingnya Teknologi Pangan di hari tani ini. Pengembangan Teknologi Pangan untuk Mencukupi Kebutuhan Pangan Manusia. Kebutuhan manusia akan pangan tidak bisa dihentikan sebab berlangsung secara teratur. Sementara alam yang menghasilkan kebutuhan pangan tersebut memiliki periode terbatas. Teknik pengawetan yang dihasilkan dari teknologi pangan membuat berbagai bahan pangan bisa didistribusikan dengan baik dengan jangkauan yang luas sampai ke seluruh dunia sehingga akhirnya makanan khas sebuah negara bisa dinikmati juga di negara lain. Selain itu, manfaat olahan pangan setengah jadi juga bisa digunakan untuk membantu kehidupan manusia menjadi lebih baik.
Disampaikan kembali oleh Kavadya Syska yang juga Ketua Pangan Halal Program Studi Teknologi Pangan, UNU Purwokerto bahwa pengembangan Teknologi Pangan melalui Peningkatan Kreatifitas Produk Pangan Baru. Teknologi Pangan sangat penting untuk menunjang atau mengasah inovasi dalam menghadirkan banyak produk pangan terbaru mengikuti perkembangan dan kebutuhan pangan manusia yang mempunya keunggulan nutrisi (sehat), aman dikonsumsi, halal, dan mudah diakses.
Pengembangan Teknologi Pangan melalui Peningkatan Nutrisi Pangan. Berbagai bahan pangan juga bisa lebih sehat dengan memanfaatkan teknologi pangan. Fortofikasi atau penambahan gizi yang dilakukan pada bahan pangan menjadi solusi terbaik untuk mengatasi kekurangan gizi masyarakat di seluruh dunia. Salah satu contoh dari fortifikasi adalah pada garam dapur dimana manfaat yodium didalamnya berguna untuk mencegah penyakit gondok dan juga fortifikasi kalsium dalam jus dan susu yang akan membuat bahan pangan lebih sehat untuk tulang manusia. Demikian ditambahkan oleh Ketua Bidang Pengabdian kepada Masyarakat dan Halalan Thoyyiban, ADN Jateng-DIY, Kavadya Syska.
Di Akhir wawancara, Kavadya Syska menyampaikan bahwa Pengembangan Teknologi Pangan melalui Pengurangan Kerugian Sisa Bahan Pangan. Saat belum menggunakan teknologi pangan, risiko bahan pangan membusuk karena jumlah berlimpah dan belum sempat di konsumsi masih sangat tinggi. Namun sejak teknologi pangan hadir, maka berbagai hasil panen bisa langsung diolah dan dikemas dengan baik sehingga jauh lebih awet dan bisa bertahan lebih lama dan bisa dikonsumsi pada waktu berikutnya sehingga penghasilan para petani bisa lebih ditingkatkan. Salah satu contohnya adalah hasil panen bawang atau tomat yang berlimpah kemudian diolah menjadi bawang goreng siap saji dan juga saus tomat sehingga hasil panen tidak terbuang percuma. Dengan demikian, maka bawang merah, bawang putih, tomat, serta bahan pangan lainnya tetap dapat diperoleh masyarakat kapan saja.
Kekuatan sebuah negara saat ini tidak hanya bagaimana swasembada produk pangan, namun bagaimana bahan pangan dengan sentuhan teknologi pangan menghasilkan inovasi-inovasi produk pangan yang kreatif, sehat, halal, dan futuristik. Hal ini selaras dengan salah satu Program SDGs, yaitu Tanpa Kelaparan.
Sumber: wawancara
Teknologi Pangan: Kreatif, Inovatif, Luar Biasa
Teknologi Pangan: Developing Creative and Innovative Future
https://pstp.unupurwokerto.ac.id
Leave a Reply