e-Foodtech Future – Mendoan adalah makanan khas masyarakat Banyumas yang berbahan dasar dari tepung terigu, tempe dan bumbu. Masyarakat Banyumas umumnya makan mendoan sudah merupakan budaya setiap hari. Tiada hari tanpa makan mendoan. Untuk membuat mendoan yang mudah dan cepat diperlukan tepung yang instan atau siap pakai. Makanan ini sangat populer di Kabupaten Banyumas, bahkan sudah banyak di kenal di beberapa kota di Indonesia. Mendoan hingga saat ini sudah sangat banyak penikmatnya karena rasanya yang enak dan tentunya harganya pas untuk kalangan menengah ke bawah
Preferensi konsumen merupakan suatu pilihan suka atau tidak suka seseorang terhadap produk berupa barang atau jasa yang dikomsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari beberapa pilihan produk yang ada. Seiring berkembangnya waktu, muncul inovasi tepung instan untuk penyalut mendoan. Tepung mendoan merupakan produk penyajian tepung cepat saji (instan) merupakan suatu bahan makanan yang sehat dan praktis. Bahan utama pembuatan adonan tepung mendoan diantaranya tepung terigu dengan penambahan sedikit tepung beras dan bumbu. Banyak jenis tepung mendoan instan yang tersedia di pasar sekitar Purwokerto. Berdasarkan kondisi tersebut perlu dilakukan penelitian terkait preferensi konsumen dalam melakukan pembelian tepung mendoan untuk melihat atribut penting yang dijadikan dasar untuk melakukan pembelian, serta terhadap karakteristik organoleptik produk tepung mendoan yang dibuat menggunakan tepung mendoan yang berbeda. Demikian disampaikan Nurul Mutmainah, Mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto pada Seminar Hasil Penelitian Skripsi, Sabtu 7 Agustus 2021.
Skripsi yang dibimbing oleh Kavadya Syska, S.P., M.Si., dan Laksmi Putri Ayuningtyas, S.TP., M.Sc. ini diharapkan mengetahui identifikasi tepung mendoan yang menjadi preferensi atau kesukaan konsumen di pasar tradisional kota Purwokerto dan menganalisis atribut yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli tepung mendoan di pasar tradisional Kota Purwokerto. Dengan demikian, produk lokal mendoan, makanan khas Banyumas dapat terukur tingkat preferens konsumen untuk ekspansi produk ke depan dan lebih berdaya saing.
Nurul, demikian panggilan Nurul Mutmainah, lahir Banyumas 1997 sebagai anak ke-1 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Wahidun dan Ibu Nurisah. Penulis bertempat tinggal Desa Bojongsari Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Nurul memulai pendididkan di memulai pendidikan di TK Aisiyah lulus pada tahun 2004, kemudian melanjutkan ke tingkat dasar SD Negeri 1 Bojongsari lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Kembaran lulus pada 2013. Jenjang pendidikann menengah atas diselesaikan pada tahun 2016 di SMK Negeri 1 Kalibagor sebelum melanjutkan program studi Teknologi Pangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto pada tahun 2017. Selama menempuh studi, penulis pernah aktif menjadi Ketua Himitepa (Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan) periode 2017-2019, serta aktif di UKM Wirausaha.
Nurul berhasil menyelesaikan Ujian Skripsi pada tanggal 7 Agsutsu 2021. Dihadapan 4 Dosen tim penguji berhasil menjelaskan secara detil dan rinci mengenai preferensi tepung mendoan. Dosen Penguji Ujian Skripsi terdiri atas 4 dosen penguji yaitu: Kavadya Syska, S.P., M.Si., M.Sc., Laksmi Putri Ayuningtyas, S.TP., M.Sc., Hikmah Yuliasari, S.TP., dan Asti Dewi Nurhayati, S.Pd., M.Pd.
Pada hari yang sama, Nurul Mutmainah resmi menyandang Gelar S.TP. (Sarjana Teknologi Pertanian) dengan IPK sebesar 3,66 dengan Predikat “Cumlaude” / “Dengan Pujian” saat Yudisium yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, Billy Arifa Tengger, S.Si., M.Sc. secara daring. Uswah menyelesaikan kuliah di Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto selama 47 bulan (3 Tahun 11 bulan).
Kavadya Syska, S.P., M.Si. Koordinator Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto menjelaskan bahwa terus mendorong Mahasiswa unutk lulus tepat waktu, bahkan lebih cepat dengan kompetensi yang dapat bersaing selepas lulus kuliah, selain itu berkontribusi kepada masyarakat. Penerapan bidang teknologi pangan dapat diaplikasikan untuk mengangkat produk lokal menuju modernisasi pangan lokal yang berdaya saing global.
Sumber: wawancara
Teknologi Pangan: Kreatif, Inovatif, Luar Biasa
Teknologi Pangan: Developing Creative and Innovative Future
https://pstp.unupurwokerto.ac.id
Leave a Reply