PERSPECTIVE-TEKNOLOGI PANGAN: SMART PACKAGING PADA PRODUK PANGAN MODERN
e-Foodtech Future – Kemasan cerdas merupakan salah satu teknologi baru dalam bidang kemasan pangan. Teknologi ini memiliki potensi besar untuk dapat meningkatkan keamanan, kualitas, dan ketertelusuran produk pangan, serta kenyamanan bagi konsumen. Secara umum ada tiga teknologi utama yang digunakan pada sistem kemasan cerdas yaitu pembawa data (data carrier), indikator, dan sensor.
Pembawa data seperti Radio Frequency Identification (RFID), barcode dan QR code membantu membuat aliran informasi dalam rantai pasokan lebih efisien. Fungsi pembawa data bukan untuk memantau kualitas produk, tetapi untuk menjamin keterlacakan, otomatisasi, perlindungan dari pencurian atau pemalsuan.
Kavadya Syska, Koordinator Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto menjelaskan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia semakin meningkat akan pentingnya kemasan untuk keamanan pangan sehingga dapat menjaga mutu pangan tersebut. Hal inilah yang membuat fungsi kemasan yang awalnya digunakan sebagai wadah atau tempat penyimpanan saja sekarang semakin lebih ditingkatkan fungsi tersebut untuk memperpanjang umur simpan,menjaga mutu pangan, dan mencegah berbagai macam kerusakan pangan. Serta masalah kemasan juga diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 tentang Bahan Kemasan Pangan. Perubahan pemikiran masyarakat yang berperan sebagai konsumen ini yang mendorong untuk menciptakan berbagai macam inovasi dalam teknologi pengemasan pangan serta dapat menjawab tantangan pembangunan di Indonesia. Inovasi yang sudah ada dan masih banyak dikembangkan dalam teknologi ini adalah smart packaging. Istilah “smart packaging” ini merupakan teknologi pengemasan yang beberapa modelnya sudah banyak diterapkan di Indonesia. Smart packaging sendiri terdiri atas dua jenis yaitu kemasan aktif dan kemasan cerdas.
Kemasan aktif merupakan kemasan yang berfungsi untuk meningkatkan pengawetan makanan dalam kemasan dan memperpanjang umur simpan melibatkan berbagai aplikasi strategi seperti kontrol suhu, penyerapan oksigen, kontrol kelembaban, penambahan bahan kimia seperti garam, gula, karbondioksida atau asam alami atau kombinasi dari beberapa hal yang telah disebutkan dengan kemasan yang efektif. Salah satu contoh kemasan aktif seperti absorban yang berfungsi mengurangi kadar oksigen atau menyerap oksigen dalam sebuah kemasan sudah banyak digunakan dalam kemasan pangan di Indonesia. Sehingga dengan menggunakan kemasan aktif berupa absorban dapat memperpanjang umur simpan serta dapat mencegah kerusakan pangan saat proses distribusi pangan keseluruh pelosok negeri Indonesia yang membutuhkan waktu lebih lama.
Selain absorban untuk oksigen juga terdapat absorban untuk penyerap karbon dioksida dan penyerap etilen,dimana etilen ini merupakan hormon yang membantu dalam mempercepat kematangan buah dan sayur. Kemasan aktif juga dapat berupa kemasan yang dilapisi antimikroba sehingga dapat melepaskan sifat antimikroba ke makanan saat penyimpanan sehingga dapat mencegah pembusukan lebih cepat atau antioksidan yang juga dapat melepaskan sifat antioksidan sehingga dapat mencegah radikal bebas pada pangan.
Smart packaging yang lain seperti kemasan cerdas merupakan sistem pengemasan cerdas yang memberi pengguna informasi tentang kondisi makanan atau lingkungan seperti contohnya suhu. Kemasan ini adalah modifikasi dari fungsi komunikasi kemasan tradisional dan memiliki fungsi komunikasi dengan konsumen berdasarkan kemampuannya untuk mendeteksi atau mengindikasi, merasakan dan merekam perubahan dalam produk pangan dengan adanya tanda-tanda khusus pada kemasan. Inovasi terbaru dalam kemasan cerdas salah satu contohnya berupa indikator yang dapat mendeteksi kesegaran suatu produk. Inovasi kemasan cerdas dengan model indikator ini biasanya digunakan untuk mendeteksi kesegaran buah,daging ataupun sayuran yang telah dikemas. Bentuk lainnya dapat berupa indikator suhu waktu dimaksudkan untuk memberikan informasi apakah suhu ambang batas telah terlampaui waktu dan atau untuk memperkirakan jumlah waktu minimum suatu produk yang telah menghabiskan di atas suhu ambang batas. Terdapat pula indikator yang dapat mendeteksi integritas suatu kemasan,sehingga apabila ada kebocoran dalam kemasan indikator tersebut akan menujukkan perubahan. Model indikator dalam kemasan ini dapat berupa label yang mudah dibaca perubahannya oleh para konsumen. Tetapi model kemasan cerdas seperti ini belum banyak di gunakan di Indonesia.
Asti Dewi Nurhayati, Direktur FIP (FoodTech Innovation and Packaging), Program Studi Teknologi Pangan, FST, UNU Purwokerto menjelaskan bahwa teknologi smart packaging pun sedang berkembang dalam beberapa tahun terakhir yang diintegrasikan ke dalam sistem pengemasan di Indonesia guna untuk lebih meningkatkan mutu pangan. Berbagai penelitian tentang teknologi smart packaging ini pun juga telah banyak dilakukan untuk dapat menghasilkan peningkatan lebih lanjut dari sistem pengemasan yang sudah ada di Indonesia. Dengan adanya smart packaging ini pula dapat menjaga serta lebih meningkatkan mutu pangan modern yang ada di Indonesia.
Sumber: wawancara dan olah pustaka
Teknologi Pangan: Kreatif, Inovatif, Luar Biasa
Teknologi Pangan: Developing Creative and Innovative Future
1 Comment
apakah contoh produk pangan yang paling banyak menggunakan teknologi Kemasan cergas (pembungkusan pintar) di Indonesia dan Malaysia ketika ini.